Kehadiran layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, menuai pro dan kontra. Meski disebut memberikan banyak manfaat bagi ketercukupan akses internet di Indonesia, namun kehadirannya dinilai juga mendatangkan ancaman bagi Indonesia. Misalnya saja, potensi ancaman cyber untuk Indonesia. Potensi ini bisa terjadi sebab internet ini berbasis satelit, yang bisa menjangkau “remote” area atau daerah terpencil. “Adapun yang perlu diperhatikan untuk layanan Starlink ini adalah karena bagaimanapun Starlink adalah perusahaan asing,” ujar Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSReC) Pratama Persadha melalui keterangan resmi yang diterima.
Potensi ancaman selanjutnya adalah dari sisi harga. Saat ini Starlink di Indonesia dipasarkan dengan harga promo yang 40 persen lebih murah. Layanan Starlink yang lebih murah juga dapat mengancam kelangsungan bisnis operator telekomunikasi. Walaupun demikian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan, semua operator lokal harus siap berkompetisi atas hadirnya layanan internet asing Starlink. “Ya semua harus berkompetisi. Lebih murah (tarif Starlink). Nanti dengan ada Starlink komunikasi kita di daerah-daerah terpencil itu akan sangat bagus, jadi nanti masalah kesehatan, pendidikan, itu saya kira akan sangat-sangat banyak terbantu,” kata Luhut dalam keterangannya usai acara Press Conference Ekspedisi Bersama Indonesia – OceanX di Bali, Rabu (15/5/2024). Berdasarkan website resmi Starlink, harga paket layanan termurah sebesar Rp 750.000 per bulan untuk layanan residensial. Jika dibandingkan dengan paket internet operator, harganya berbesa. Misal, berdasarkan website resmi XL Axiata, layanan internet rumah XL SATU dibanderol sekitar Rp 259.000 sampai Rp 369.000 per bulan.
Operator Tanah Air siap berkompetisi
Para operator telekomunikasi mengaku tidak merasa terganggu dengan kehadiran Starlink. Tiga pemimpin operator telekomunikasi di Indonesia, seperti PT Telkom Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT XL Axiata Tbk mengaku siap berkompetisi.
Indosat Ooredoo Hutchison
President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha menyambut baik masuknya layanan internet Starlink milik Elon Musk yang baru saja diresmikan. Dia bilang, hadirnya pemain baru melalui teknologi satelit bisa membantu penetrasi internet di pelosok Tanah Air. “Kami menilai, ini bukan merupakan kompetisi. Indosat melihat ini ada pemain baru yang hadir dengan teknologi seperti satelit akan membantu percepatan ke daerah-daerah pelosok,” kata Vikram di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Telkom
Sementara itu, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia Bogi Witjaksono mengaku tak khawatir dengan masuknya Starlink ke pasar Indonesia. Menurut dia, kedua perusahaan memiliki value bisnis yang berbeda, sehingga Telkom tidak khawatir akan kalah bersaing. “Untuk Starlink, kami dalam hal ini tidak khawatir karena memang value-nya berbeda dibandingkan dengan selular maupun Indihome atau fix broadband,” ujarnya dalam konferensi pers usai RUPST di Four Season Hotel Jakarta, Jumat (3/5/2024).
XL Axiata
Senada, Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O Baasir juga menilai saat ini biaya layanan yang ditawarkan Starlink masih lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya layanan yang ditawarkan XL Axiata. “Harganya beda kan. Kalau mereka ini sekarang Rp 750.000 yang paling kecil (murah),” ujarnya saat ditemui di XL Axiata Tower, Jakarta, Jumat (3/5/2034).